Sunday, March 4, 2012

Menggeleng Itu Bahasa Universal?

Kalau Athifah dan Affiq dulu - waktu masih bayi seingat saya, saya ajarkan untuk menggeleng sebagai tanda ia atau saya tidak mengehendaki sesuatu, berbeda dengan Afyad. Afyad tak pernah saya ajarkan kode itu.

Hingga suatu ketika Afyad menggeleng untuk menyatakan ketidaksetujuannya. Bagi saya, ini suatu tanda bahwa otaknya mencerna dan membuat ia bereaksi dengan baik mengenai hal 'ketidaksetujuannya' itu. Saya pun berpikir bahwa menggeleng adalah 'bahasa universal' yang tidak perlu diajarkan. Sepertinya siapapun akan bereaksi seperti itu. 

Usia Afyad sudah dua tahun ketika si sulung Affiq memperdengarkan ucapan Ipin-Upin yang terkenal itu: "Atok Oh Atok" versi remix. Terus terang saya sebenarnya tidak suka dengan remix-remixan. Tapi ketika itu tahu-tahu saja ia memainkannya.


Tak saya sangka Afyad bereaksi. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya! Duh, seperti sedang nonton sinetron yang ada adegan dugem-nya.  Hiks ...


Hal ini membuat saya semakin yakin bahwa ini juga 'penampakan' dari bahasa universal.

***

Siang ini nasyid dari Raihan berkumandang dari tape di kamar kami. Afyad yang berdiri di dekat saya kelihatan menikmatinya. Tak lama kemudian ia menggeleng-gelengkan kepalanya saat Raihan mengumandangkan nasyid yang iramanya menghentak!

Duh ... ini bukan musik yang dinikmati dengan gelengan kepala, Nak ...
Makassar, 5 Maret 2012
Dibaca juga: 
Soal Bahasa Inggris yang Mengagumkan

No comments:

Post a Comment