Saturday, December 31, 2011

Sam's Last Stand: 2011



Saturday 9: Sam's Last Stand: 2011
1. Over all, how do you feel about what happened in your life in 2011? 
Ehh ... and you can quote me on that

2. Do you do New Year's resolutions? If so, what are they this year? 
 I resolved to finish everything I start, but I stopped my Project 365 photo thing a few months into the year, so I don't think I kept that resolution

3. In the past 24 hours,

THE TEAM WISH YOU ALL A HAPPY NEW-YEAR 2012

gif bonne annee flutes champagne et bulles

George Benson - The George Benson Collection - 1981 2 CD


1 Turn Your Love Around [Champlin, Graydon, Lukather] 3:51
2 Love All the Hurt Away [Dees] 4:10
3 Give Me the Night [Temperton] 3:43
4 Never Give Up on a Good Thing [Garvin, Shapiro] 4:06
5 On Broadway [Leiber, Mann, Stoller, Weil] 5:18
6 White Rabbit [Slick] 6:58
7 This Masquerade [Russell] 3:19
8 Love Ballad [Scarborough] 4:17
9 Nature Boy [Ahbez] 4:20
10 Last Train to Clarksville [Boyce, Hart] 5:01
11 Livin' Inside Your Love [Klugh] 6:38
12 Here Comes the Sun [Harrison] 2:33
13 Breezin' [Womack ]5:39
14 Moody's Mood [Fields, Jefferson, McHugh, Moody] 3:26
15 We Got the Love [Benson] 3:28
16 The Greatest Love of All [Creed, Masser] 5:33

Dagens favo

Snart blir det ett nytt år. Bara ett par timmar kvar...
New Birth- Got To Get A Knutt http://youtu.be/R6co4FpIW80

Friday, December 30, 2011

Ketika Pengajar Agama Tidak Mampu Bijak

Dengan adanya program pemberantasan buta aksara al-Qur’an yang dicanangkan oleh pemerintah kota Makassar, sekolah-sekolah harus membuat program untuk membantu terlaksananya program ini. SMA saya juga memiliki program pemberantasan buta aksara al-Qur’an yang harus diikuti oleh semua siswa kelas tiga.
Program ini berlangsung selama beberapa hari, dari pagi hingga sore hari. Semua peserta harus ikut kegiatan dalam kelas juga ceramah agama dan shalat dhuhur/ashar berjama’ah di aula sekolah yang sekaligus berfungsi sebagai musala sekolah. Saya senang mengikuti kegiatan ini karena menyegarkan pengetahuan tentang tajwid yang sudah banyak terlupakan, di samping itu banyak pengetahuan baru yang saya dapatkan.

Suatu hari saya yang sedang menstruasi hanya mengikuti ceramah setelah kegiatan dalam kelas. Karena setelah waktu ashar tidak ada kegiatan lagi, saya memberanikan diri meminta izin untuk pulang lebih dulu kepada guru agama. Bersama seorang teman berjilbab yang juga sedang berhalangan (ketika itu saya belum mengenakan jilbab), saya menghadap pak K di ruang guru.
Kami melewati pintu berwarna hijau dan memasuki ruang guru yang lengang. Di sebuah kursi kami mendapati pak K sedang mengepul-ngepulkan asap rokok yang diisapnya. Ia memandang kami dan bertanya, “Ada apa?” Kami menjelaskan maksud kami menghadapnya. Seketika terlihat ada perubahan dalam sorot matanya. Ia menatap kami lekat-lekat dengan lebih tajam.
Ia mengeluarkan kata-kata yang tidak pernah saya lupakan hingga saat ini karena menggambarkan ketidakbijakan dirinya. Sangat kontras dengan profesinya sebagai guru agama. Ia berkata, “Betul? Tidak bohong? Jangan-jangan Kalian minta izin pulang cepat supaya tidak ikut shalat ashar berjama’ah!” Sungguh kata-kata yang menikam jantung. Seandainya tidak melanggar etika dan norma agama, ingin rasanya saya memperlihatkan noda berwarna di celana dalam saya saat itu juga!
***
Tahun pertama kuliah di fakultas Teknik, ada mata kuliah agama Islam yang disajikan. Mata kuliah itu disajikan sekali dalam sepekan. Dosen yang memberikan mata kuliah ini adalah sosok yang berperawakan kecil dan tegas, pak A namanya.
Suatu waktu pak A memberikan tugas membuat kliping yang harus diketik menggunakan mesin tik. Saat itu komputer masih sangat langka. Saya mengumpulkan bahan dengan mendatangi perpustakaan daerah milik pemerintah. Di sana saya meminjam dua buah buku agama. Saya juga mengumpulkan bahan dari majalah-majalah Suara Masjid milik paman saya yang kala itu berprofesi sebagai dosen di IAIN (Institut Agama Islam Negeri).
Saya menikmati tugas membuat kliping. Semua buku dan majalah yang saya dapatkan saya pelajari. Saya memilih topik dan menarik benang merah dari artikel-artikel yang sesuai. Berhari-hari, sampai begadang saya memikirkan struktur logika dalam isi kliping, mengetikkannya ke dalam berlembar-lembar kertas, dan kemudian menjilidnya. Tak lupa saya mengetikkan sederetan referensi yang saya gunakan. Ketika waktu yang ditetapkan tiba, saya mengumpulkan kliping hasil kerja kerasa saya itu dengan perasaan puas.
Hingga suatu ketika pada jadwal pelajaran agama ...
Ruangan PB (Perkuliahan Bersama) yang memuat sekitar 120 orang mahasiswa tahun pertama fakultas Teknik yang didominasi laki-laki itu terasa sesak. Saya duduk di antara sedikit teman-teman perempuan dalam ruangan itu. Pak A terlihat sedang mengamati tumpukan kliping hasil kerja kelas besar ini.
Pak A membolak-balik sekilas setiap kliping yang dipegangnya. Sesekali ia berkomentar. Lama juga menunggu ia memegang kliping saya. Akhirnya, hasil kerja saya terpegang juga olehnya. Dari tempat duduk saya, saya bisa melihat ia sedang memegang kliping yang saya buat. Ia kelihatan serius menyimak kliping saya selama beberapa menit. Betapa tegang perasaan saya. Jantung saya berdebar-debar, telapak tangan dan telapak kaki saya terasa dingin.
Kemudian pak A mengangkat wajahnya dan menatap kami. Ia bertanya, “Siapa punya ini?” Sekilas, terbit keinginan untuk memperkenalkan diri saya kepadanya sebagai pemilik kliping itu. Siapa tahu saja ia akan memuji karya saya yang cukup tebal itu. Rupanya ia hanya melontarkan pertanyaan retorika. Bibirnya lalu mengeluarkan kalimat, “Ini pasti dikerjakan oleh orang lain. Tidak mungkin di antara kalian ada yang bisa membuat kliping seperti ini.”
Bagai dipukul dengan palu godam lalu ditabarak truk kontainer kemudian kejatuhan meteor, sekujur tubuh saya terasa lemas. Jantung saya makin berdegup kencang dan telapak tangan serta telapak kaki saya makin terasa dingin padahal di ruang itu saya harus berebut oksigen dengan lebih seratus orang lainnya. Harusnya ruangan itu terasa panas. Tetapi kali itu tidak. Beruntung jantung saya sehat hingga saya tidak terkena serangan jantung. Ini kali kedua saya kecewa dengan seseorang yang berprofesi sebagai pengajar agama. Profesi itu ternyata tidak menjamin mereka menjadi bijak.
Makassar, 31 Desember 2011

Baca juga yang ini yaa:

Ketika PMP Diuji Secara Lisan

Ibu H – wali kelas dua SMA yang berprofesi sebagai guru PMP pasti meninggalkan kisah unik dalam memori murid-muridnya. Rumahnya sangat dekat dengan sekolah, kira-kira hanya berpaut sepuluh meter. Setiap pagi kelompok anak yang bertugas membersihkan kelas harus mengambil peralatan kebersihan di rumahnya. Tak hanya menyapu, lantai kelas harus dipel setiap hari.
Yang paling unik dari guru ini adalah bentuk ulangan yang diadakannya. Selain memberikan ulangan secara tulisan, ia senang sekali memberikan ulangan secara lisan. Bukan hal yang mudah karena kami harus menghafal kata per kata dari bab yang diujikannya. Selain itu kami harus menonton Dunia Dalam Berita yang ditayangkan tiap hari pukul 22.00 – 22.30 WITA karena soal yang diberikannya bisa saja berkenaan dengan berita yang sedang hangat saat itu.

Kami harus pintar-pintar menebak kira-kira di soal bagian mana dari buku cetak yang akan kami dapatkan. Saat ulangan, ibu H memanggil lima orang anak untuk duduk di depan meja guru lalu menguji hafalan mereka. Jika pada setiap bab, urutan nama yang dipanggil sama, masih lebih mudah memperkirakan soal yang muncul. Tetapi ibu H tidak melakukan demikian. Jika pada bab 1 ia membuka buku absen dan memanggil nama mulai dari urutan 1 hingga urutan ke 55, maka pada bab 2 ia bisa saja memanggil mulai dari nomor urut 55, bergerak mundur sampai urutan 1. Atau bisa saja mulai dari tengah, dari urutan 28 hingga 55 kemudian balik ke nomor urut 1 menuju nomor urut 27. Menegangkan bukan?
Ulangan PMP menjadi begitu sulit bagi kami. Kalau ingin berhasil tanpa perlu menebak-nebak soal yang bakal kami dapatkan, kami harus menghafal kata per kata isi bab yang diujikan. Karena metodenya adalah, kami harus menyambung kalimat yang dibacakan oleh ibu H secara tepat, tidak boleh mirip-mirip apalagi meleset.
Sekadar contoh, misalnya saat menemukan kalimat ‘Pancasila adalah dasar negara yang sangat diagungkan oleh negara kita’, ibu H akan menyebutkan penggalan dari kalimat di atas yang harus dijawab dengan sangat presisi oleh siswa yang mendapatkan giliran. Bunyi soalnya bisa begini: “Pancasila adalah dasar negara yang sangat titik titik.” Soal ini harus dijawab dengan: “Diagungkan oleh negara kita,” jika ingin mendapat nilai sempurna. Jangan sampai menjawabnya dengan: “Dimuliakan oleh negara kita,” karena jawaban itu dianggap salah oleh ibu H. Soal itu bisa juga berbentuk demikian: “Apakah dasar yang sangat diagungkan oleh negara kita?” atau: “Pancasila adalah titik-titik yang sangat diagungkan oleh negara kita.
Soal yang berkaitan dengan berita yang sedang hangat pun tak jauh beda. Misalnya jika presiden Soeharto baru saja bertandang ke negara tetangga, siap-siap saja mendapatkan soal: “Kedatangan presiden Soeharto di negara tetangga di sambut dengan titik-titik.” Jawaban soal yang dimaksud harus persis sama dengan apa yang diucapkan oleh pembaca berita saat membacakan berita tersebut. Jika jawaban yang diberikan sama persis, misalnya ‘gegap gempita’ maka ibu H akan tersenyum puas karena siswanya telah belajar dengan baik. Jangan menjawabnya dengan ‘meriah’, karena akan mendapatkan mimik tidak senang darinya.
Bukan hanya isi berita yang harus diperhatikan, kami pun harus memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh tokoh-tokoh penting dalam berita itu. Ibu H pernah mengeluarkan pertanyaan seperti ini: “Warna apakah sepatu yang dikenakan oleh Imelda Marcos pada acara tersebut?” Nah lho, terbayang kan betapa sulitnya pelajaran PMP ketika itu?
Tingkat kepopuleran siswa di mata ibu H terkadang berpengaruh. Sulitnya, tidak gampang mengetahui tingkat kepopuleran siswa yang dipahami olehnya. Pada siswa-siswa yang beruntung, ibu H bisa menunggunya dengan sabar memikirkan jawaban dari soal yang dilontarkannya. Ia bisa memberikan waktu bermenit-menit sampai siswa tersebut memberikan jawabannya. Ia malah bisa berbaik hati memberikan petunjuk yang mengarah kepada jawaban yang benar. Bagaimana dengan siswa-siswa yang tidak beruntung? Jatahnya hanyalah hitungan detik. Jika tak mampu menjawabnya dengan cepat maka ‘tongkat estafet’ soal dengan secepat kilat beralih kepada peserta di sebelahnya!
Makassar, 31 Desember 2011

Baca juga yang ini yah:

PR 11 TAMBAH 1, MENUJU 1

Judul yang membingungkan bukan?
Supaya tidak bingung, makanya baca dulu ini ... J
Sebenarnya ini PR 11 yang sudah kadaluwarsa (saya baru tahu dari seorang kawan blogger kalau PR 11 ini sebenarnya dikerjakan di bulan 11 jadi PR ini sudah out of date hihihi). Saya mendapatkannya dari adik Mirna Andriani. Bukannya tidak senang mendapatkan PR ini darimu, Mirna. Soalnya ada 11 hal tentang diri saya yang harus saya beberkan kepada publik lalu ada 11 pertanyaan darimu yang harus saya jawab berikut 11 pertanyaan yang harus saya berikan kepada 11 ‘korban’ berikut. Tidakkah kamu tahu ini terlalu banyak Mirna? L
Jadiiiii ... saya menambahkannya menjadi 12 sebagai bonus bagi pembaca karena sekarang ini sudah bulan 12 (senang kan dapat bonus? Tidak juga? Yee ... biasanya orang senang dapat gratisan, ini koq tidak. Apa kata dunia?). Memang bulan 12 sih tapi mepet ke bulan 1 ... Ketahuan deh semangat mengerjakan tugasnya kalau mepet deadline he he he ....

Kompasiana Blogshop
Tapi sebenarnya saya senang, karena ini sebuah tantangan menarik bagi seorang blogger, secara saya ini kan sudah menyebut diri saya blogger gitu looh (bahkan ada adik blogger yang menyebut saya sebagai ‘ibu-ibu blogger gaul shalihah’ ... aih sungguh tersanjung diriku hingga mataku nyaris berkaca-kaca. Tapi dek ... hanya Allah yang bisa mengatakan saya ini shalihah atau tidak, saya hanya berusaha untuk melakukan dan menuliskan yang menurut saya baik ^__^).
Hadeh pembukanya jadi panjang gini yah. Oke, saya mulai saja ...
11 + 1 hal tentang saya:
1.       Nama asli pemberian orangtua saya adalah: MUGNI ARIESTYA NINGSIH. Namun karena ada kesalahan dalam penulisan nama di akte kelahiran, akhirnya orangtua saya memutuskan untuk mengurus perubahan nama di akte kelahiran menjadi MUGNIAR, dengan ditambahkan nama ayah saya: MARAKARMA. Konon nama saya sering membingungkan beberapa orang, kalau tidak kenal saya – hanya mengetahui nama saya, saya disapanya dengan ‘Pak’. Seperti pak guru Rusydi Hikmawan ... hiks ... ia sudah dua kali menyapa saya dengan ‘Pak’ dan saya selalu menjawab komentarnya di blog saya dengan mengatakan: “Saya ini seorang ibu, pak guru ...” (piisss pak guru ... J).
2.       Waktu itu saya lahir tepat 12 Rabi’ul Awal. Waktu itu orangtua saya masih tinggal di jalan Kasuari nomor 4, samping apotek Aty Farma (penting gak sih?).
3.       Tipe kepribadian saya Melankolis – Plegmatis. Sudah pernah dengar istilah ini? Bagi yang belum pernah dengar dan pingin tahu, silakan cari buku-buku Florence Littaeur yang berjudul Personality Plus dan Personality Puzzle. Silakan dibaca buku ini, menarik karena menjelaskan tentang 4 tipe kepribadian: melankolis, plegmatis, sanguinis, dan koleris.
4.       Karena saya orang melankolis, saya tidak suka kalau ada sesuatu yang tiba-tiba dibebankan kepada saya. Misalnya nih saya ‘ditodong’ untuk melakukan sesuatu secara tiba-tiba dalam lima menit  berikutnya. Saya sebaaal sekali, istilah saya: ‘melankolis saya terganggu’ kalau didadak begitu.
5.       Saya adalah seorang sarjana teknik, jurusan Elektro lulusan FT UNHAS lebih 14 tahun yang lalu (ayo berhitung cepat, tahun berapakah itu? J) yang memilih menjadi ibu rumahtangga karena mementingkan hal itu sebagai hal yang kelak paling berat pertanggungjawabannya di akhirat. Yang saya takutkan kelak di hari pertanggungjawaban adalah ‘bagaimana saya menghabiskan hari-hari saya dengan keluarga – terutama anak-anak saya’.
6.       Walaupun basic ilmu saya Elektro, makin lama saya koq makin tertarik dengan psikologi modern, pendidikan praktis, juga parenting. Tidak nyambung yah ... ^__^
7.       Saya akhir-akhir ini suka sekali menulis. Selain serius menjadi blogger, saya juga ikutan lomba-lomba menulis. Di tahun ini alhamdulillah ada 3 buku antologi yang mengikutkan saya, sudah terbit. Judulnya: Wanita Era Digital, Seringkuh, dan Catatan Heroik Perempuan). Ada beberapa lomba lagi yang mengikutsertakan tulisan saya dan bukunya belum terbit. Alhamdulillah, saya memenangkan beberapa lomba dan calon buku solo saya yang isinya adalah sebagian dari tulisan saya sementara proses terbit. Calon buku solo itu adalah hadiah dari lomba Book Your Blog yang diselenggarakan oleh penerbit Leutika Prio. Eh, kalau sudah terbit, beli ya ... (promosi.com) .J
8.       Anak saya ada tiga orang: Affiq (10 tahun), Athifah (5 tahun), dan Afyad (2 tahun). Alhamdulillah, Allah menitipkan mereka kepada saya. Suatu karunia yang amat besar mengingat saya dan suami dulu bukan pasangan subur malah mungkin sudah mandul saking sulitnya punya anak. Kisahnya bisa dibaca di sini dan di sini. Maka dari itu, saya makin mantap memilih jalur ‘ibu rumah tangga’ sebagai pilihan karir saya ... ^__*
9.       Saya ini introvert yang lebih lancar berbicara melalui tulisan daripada melalui lisan. So, jangan minta saya jadi pembicara seminar yah? Hei ... memangnya ada yang minta? Belum ... siapa tahu kalian berminat meminta saya jadi pembicara seminar he he he.
10.   Meski saya introvert, waktu kuliah dulu saya ikut juga lho bersibuk-sibuk di kegiatan-kegiatan HMJ (namanya HME: Himpunan Mahasiswa Elektro), dan kalau ada pelatihan (istilah kami PPD: Program Pengembangan Diri) saya kebagian tugas juga membawakan materi. Jadi, gini-gini saya sebenarnya pernah beberapa kali menjadi pembicara pelatihan meski dalam lingkup HMJ lho ... Terakhir malah saya sudah punya anak satu, diminta menjadi pembicara di PPD.
11.   Bagi saya, mengasuh anak bukan sekadar mencukupkan sandang, pangan, dan papan mereka. Tetapi poin saya adalah saya sedang melakukan Program Pengembangan Diri Paket Dunia-Akhirat. Karena saya adalah orang nomor satu yang akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka di dunia dan akhirat. Sebenarnya, seperti sebuah proyek juga. Selain harus ada visi, misi, juga harus ada target jangka panjang dan jangka pendek dengan beragam metode, teknis, dan strategi dalam hal ini.
12.   Saya berusaha belajar dari mana saja dan dari siapa saja meski itu anak kecil, hewan, ataupun tumbuhan, kaya atau miskin, terkenal atau terpuruk. Dan saya sangat menghargai dan mengagumi orang yang selalu mau belajar tanpa peduli usia. Misalnya saja bagi saya, saya bukan hanya sebagai guru anak-anak saya tetapi mereka juga merupakan guru bagi saya.

Blogilicious Makassar

Sekarang, saya harus menjawab 11 pertanyaan dari si pembuat kekacauan soal (piiss Mirna J):
  1. Kenapa kamu suka sama ‘dia’?
Maksudnya ‘dia’ itu suami saya ya? Saya suka dia karena dia baik hati dan tidak sombong (jelas saja tidak sombong karena dia tidak punya sesuatu yang layak disombongkan hehehe). Dia cerdas karena suka membaca, wawasannya luas. Sudah segitu saja, nanti dia ge er baca ini ... J
  1. Lagu yang WAJIB diputer di hari pernikahan kamu, apa?
Tidak ada tuh ...
  1. Makanan yang kamu paling nggak suka?
Ikan patin, ikan lele, bebek.
  1. Apa topping pizza favorit kamu?
Keju yang teramat sangat banyak. Soalnya saya keju mania ^__^
  1. Kamu lebih suka kucing apa kelinci?
Kucing.
  1. Pernah nggak punya niat bunuh diri?
Sayangnya tidak pernah (lho?) ... Ngapain? Niat itu mbok yang baik-baik. Emang ada orang yang punya niat tidak baik seperti ini?
  1. Apa yang kamu lakukan kalo gebetan kamu suka sama seseorang yang sikap, sifat, dan bakatnya sama dengan kamu tapi dia lebih cantik/cakep dari kamu?
Tidak tahu karena tidak ada orang yang lebih cantik dari saya, dan saya yakin suami saya juga berpendapat demikian. (Narsis? Harus dong). Gebetan? Apa itu gebetan? (Maklum emak-emak, ini kan istilah orang lajang)
  1. Kalau seseorang yang kamu sayang mau pergi, benda apa yang kamu mau dari dia sebagai kenang-kenangan?
Buku dong! Dan saya sendiri yang tentukan judulnya buku apa itu J.
  1. Apa sih yang biasa bikin kamu galau?
Saat menyadari kalau saya sudah kurang perhatian sama Allah padahal DIA tak pernah kurang memperhatikan saya.
  1. Menurut kamu, kenapa dia pergi dari aku, ya? (ini dijawab saja yah.. Description: :P )
Mungkin karena dia telah kamu tolak cintanya, Mirna? Atau karena ia tak menghendakimu? (jangan gusar ya, siapa suruh kamu mengatakan ‘ini dijawab saja yah.. Description: :P’ ... he he he). 
  1. Sebutkan satu hal yang paling pertama kamu ingat tentang aku?
Hmmm ... seorang mahasiswi manis yang senang menulis. Membuat saya ingin mengenalnya lebih dekat lagi setelah membaca tulisan-tulisan di blognya dan berinteraksi di dunia maya. Ayo, cari tisu untuk mengelap matamu yang pasti sudah berkaca-kaca sekarang :P

Hhhhh .. selesai juga ...
Karena ini sudah tanggal 31 Desember maka tak mungkin lagi saya meneruskan PR ini. Kalau saya nekad meneruskannya maka itu namanya KETERLALUAN J.
Terimakasih Mirna, telah memberikan saya PR yang sangat panjang ini. Meski pegal, saya senang juga karena belum pernah menuliskan tentang ini. Sekalian bisa promosi calon buku solo dan buku-buku antologi saya ^__*.
Makassar, 31 Desember 2011
Silakan dibaca juga:

December 30, 2011, Playlist with host Alex McNeil

Last "Lost and Found" of 2011 - some stuff I like:
01. Elvis Presley - Heartbreak Hotel (CD, 1956)
02. Students - Everyday of the Week (45, 1958)
03. Chuck Berry - Maybellene (CD, 1955)
04. Chuck Berry - Sweet Little Sixteen (CD, 1958)
05. Ronettes - The Best Part of Breaking Up (LP, 1964)
06. Alder Ray - 'Cause I Love Him (CD, 1964)
07. Evie Sands - Take Me for a Little While (CD, 1965)
08. Baby Washington - That's How Heartaches Are Made (CD, 1963)
09. Byrds - Have You Seen Her Face (CD, 1967)
10. Buffalo Springfield - Do I Have to Come Right Out and Say It (CD, 1966)
11. Fred Neil - Other Side to This Life (CD, 1965)
12. Jefferson Airplane - Today (CD, 1967)
13. Traffic - Forty Thousand Headmen (CD, 1968)
14. Nick Drake - Hazy Jane II (CD, 1970)
15. Caravan - Memory Lane, Hugh/Headloss (LP, 1974)
16. The Moon - Mothers and Fathers (CD, 1968)
17. Knickerbockers - One Track Mind (45, 1966)
18. The City - Victim of Circumstance (LP, 1968)
19. Jackie DeShannon - Laurel Canyon (CD, 1968)
20. Marvin Gaye - Can I Get a Witness (LP, 1963)
21. Kim Weston - Take Me in Your Arms (CD, 1965)
22. Smokey Robinson & the Miracles - More Love (LP, 1967)
23. Freddie Scott - No One Could Ever Love You (45, 1967)
24. Sam & Dave - I Thank You (CD, 1968)
25. Lorraine Ellison - Stay with Me (CD, 1966)
26. Left Banke - Desiree (CD, 1967)
27. Beau Brummels - Keeper of Time (CD, 1967)
28. Linda Perhacs - Parallelograms (CD, 1970)
29. Gene Clark - Strength of Strings (CD, 1974)
30. Dusty Springfield - That's How Heartaches Are Made (CD, 1964)
31. Kinks - Afternoon Tea (LP, 1967)

FUNK BOMBS COLLECTORS 94 New -Year 2012 edition

The Last compilation from 2011 , 10 Funk Bombs Full Digital remastered Tracks.
Enjoy & Happy New Year 2012 To All .

LA VOYAGE LP NEVER LOOKIN BACK 1982 + L.A. VOYAGE : II 1987 CD 2009


1
Make It Last 5:32
2
You 5:19
3
All Nite Affair 3:29
4
Never Lookin Back (Again) 4:56
5
Some One To Watch Your Heart 4:12
6
R.B. Girl 4:09
7
Broken Hearted 4:14
8
I Found You 4:21
9
Signal 5:30
10
Surrender Your Body 3:33
11
Baby Don't Go 6:18
12
I Miss You 4:31
13
Come To Me 4:56
14
Do Anything 4:17
15
All Nite Affair (Long Version 5:12

Bonustrack
16
I'm Gonna Miss Ya (Long Version)
Performer – Aaron Broomfield
4:53

Meth Users Much More Likely to Try Suicide

By HealthDay 

Drug users who inject themselves with methamphetamine are 80 percent more likely to attempt suicide than those abusing other drugs, new research reveals.

The magnified risk for meth users is probably rooted in a mixture of social, structural and neurobiological factors, say researchers from Columbia University's Mailman School of Public Health in New York City and the University

Broomfield - Broomfield 1987 Reissue 2009 CD



LA VOYAGE II 1987

Alexander's Discotime Band - Songs That Were Mother's 1976

CASEY JONES 1983 still kickin



Pollster cartoon

Buy this and a zillion other Obama designs on merchandise at ZAZZLE.

Dagens favo

Gjorde Köpenhamn med grabben idag. Mycket trevligt men nästan för mycket folk på ströget och i alla dessa butiker. Hur som helst så blev det en trevlig tröja och ICE T´s klassiska skiva "Power" från 1988.

2012 en Force , lol , We Got The POWER , hahahahahaha
Nordine , l'unique au monde a avoir des rip , hahahahaahahahaha
c'est la vie loool , hahahahahaha , i am Lonely snif snif snif .

Rena Scott - Come On Inside 2011 CD













Thursday, December 29, 2011

BRENTON WOOD 1986 OUT OF THE WOODWORK

UN RIP CONVENABLE , PAS COMME CERTAINS

Byron Blue -1983 - Byron Blue

HEY MISTER NORDINETE ,
MAINTENANT TU CONFOND VINYL ET CD RIP
TOUJOURS A COTE DE LA PLAQUE
COMME DAB ET SE N'EST PAS PRÊT DE CHANGER ,LOL
UNE BOURRIQUE RESTE UNE BOURRIQUE .
hahahahahahaahaahah

Man Won't Let His Mental Illness Define Him

By HealthDay 

Loren Booda experienced his first psychotic break when he was 19 years old.

Then a sophomore studying physics at an Ivy League university, Booda had struggled with feelings of anxiety and depression for years. He said he'd self-medicated by drinking and smoking marijuana. But then he tried LSD, and all of the demons that had been gnawing at his soul for years burst forth and took

Eating Disorders Can Last Well Beyond Teen Years

By HealthDay

Eating disorders such as anorexia and bulimia are typically thought to be diseases of young women and men. But researchers are finding that the personal demons that drive a young person to an eating disorder may linger into adulthood.

More and more middle-aged and older people are coming forward to receive treatment for eating problems that began in their youth and have been

Stigma of Mental Illness Won't Fade

By HealthDay 

People with a mental illness struggle with symptoms ranging from crushing depression and crippling anxiety to powerful delusions and hallucinations that force them to actively sort out the real from the imagined.

And if that weren't enough, they also have to deal with the way the rest of the world perceives their inner struggle.

Stigma associated with mental illness remains

Kebesaran Hati Sang Gadis Kecil

Teman-teman, bagaimana jika Anda mengalami hal yang dialami mama ini:

Suatu hari, Athifah dengan besar hati meminta maaf atas sebuah kesalahan yang ia tahu telah ia lakukan.
Ia tahu karena mama menegurnya dengan teramat keras. Eng ... sebenarnya ... sebenarnya ...  mama ... mama ... memarahinya. Mama ngaku, jangan balas memarahi mama ya pembaca? Kasihan ...
"Maaf ya Ma," katanya.
Mama yang masih gondok hanya diam saja.
Kira-kira setengah jam kemudian, mama insyaf.
Mama berbisik kepada Athifah, "Maafkan Mama ya, sudah marah-marah tadi."
Athifah menjawab dengan lembut, "Tidak apa-apa ji."
Adduuh, terharu dan malu sedemikian besar dirasakan mama.

Kembali ke pertanyaan di atas: bagaimana jika Anda yang mengalami hal ini?
Makassar, 29 Desember 2011
Anak kecil yang terlatih meminta maaf dan memaafkan ternyata melakukannya lebih cepat daripada orang dewasa ya ...

CIA cartoon

Mengenang Kelembutan dan Seni dalam Dirinya

           Suatu hari saat masih kelas 2 SD, beberapa teman membuka buku catatan saat ulangan. Saat itu wali kelas meninggalkan kami sebentar untuk sebuah keperluan. Entah mengapa saya terpikir untuk mengikuti perbuatan mereka, saat itu tak terlintas di pikiran tentang resiko dari perbuatan itu. Itulah kali pertama saya mencontek tetapi saya yang masih sangat polos belum mengetahui istilah itu. Saya masih membuka-buka buku catatan ketika terdengar sebuah suara bagai halilintar, “MUGNIAR!!!” Ya, suara itu menyebut nama saya.

SD Mangkura sekarang
Sumber gambar:
http://totallyjumping.blogspot.com
         Saya mengangkat wajah, menoleh ke arah suara bernada keras itu. Pandangan saya beradu dengan tatapan tajam sang empunya suara – ibu Retno, wali  kelas saya! Tak saya sangka, ibu guru bertubuh mungil dan bersuara lembut itu bisa juga membentak dan menatap galak bagai sebilah pisau. Saya terdiam, urung membuka buku. Ibu Retno kemudian tak mengeluarkan sepatah kata pun. Hari itu saya menghabiskan sisa jam pelajaran dengan jantung berdebar-debar dalam waktu yang terasa berjalan sangat lambat.
            Keesokan harinya saya pergi ke sekolah dengan jantung yang masih berdebar-debar. Saya takut ibu Retno akan marah lagi pada saya. Rupanya persangkaan saya salah. Ia berlaku biasa saja kepada saya, seperti tak pernah terjadi apa-apa. Saya lega dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan mencontek lagi.
          Suatu ketika, saya mendapat ibu Retno tengah menatap tajam ke arah saya. Tak sepatah kata pun terucap dari bibir mungilnya. Hati saya bertanya-tanya, apa gerangan yang terjadi. Tanya saya baru terjawab usai jam pelajaran sekolah. Ia memanggil saya dan bertanya, “Mau tidak, ikut latihan menari? Kalau mau, minta izin pada ibumu, tanyakan apa Kamu boleh latihan menari di rumah Ibu.”
            Wow ... latihan menari? Kedengarannya menarik. Sesampainya di rumah, saya mengabarkan hal itu kepada ibu saya. Ibu menyetujuinya maka jadilah saya ikut latihan menari di rumahnya secara rutin. Rupanya ibu Retno merupakan pelatih tari bagi siswa-siswa SD Kompleks Mangkura untuk diikutkan berbagai lomba antar-SD di kota Makassar. Betapa senangnya saya, ini pengalaman yang luar biasa bagi saya.
        Saya bergabung bersama tujuh orang penari cilik lain, enam orang perempuan dan seorang laki-laki. Kami melakoni tarian berjudul ‘Jaka Tarub’. Tarian ini menceritakan tentang tujuh bidadari dari kahyangan yang turun ke bumi untuk mandi di sebuah sungai. Jaka Tarub yang mengintai kegiatan ketujuh bidadari itu, mencuri sebuah selendang yang ternyata milik bidadari yang paling besar. Selendang itu disembunyikannya sehingga sang bidadari tak bisa pulang ke kahyangan sementara keenam saudarinya sudah terbang dengan selendang mereka.
         Ibu Retno melatih kami menari dengan sabar dan lembut. Selain mengikuti lomba menari, ia mengikutkan kami pada sebuah acara di TVRI Makassar. Aih senangnya. Kerabat-kerabat di kampung ayah dan ibu dikabari untuk menonton acara itu pada hari tayangnya.
         Ibu Retno tak pernah sekali pun menyinggung peristiwa mencontek itu. Hingga waktu ulangan umum tiba, saya mampu mengerjakan soal-soal dengan baik dan tanpa mencontek. Saat penerimaan rapor, akumulasi nilai saya di atas nilai teman-teman sekelas. Di sisi sebelah kanan rapor saya tertulis ‘Ranking 1 Naik ke Kelas 3’. Ah, ini pengalaman pertama saya mendapat juara kelas. Dan ibu Retno, ia meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya.
Makassar, 29 Desember 2011
Baca juga yang ini yah: